Friday, April 5, 2013

Al Mu'izzu


AL MU'IZZU (Dzat Yang Maha Memuliakan)  


Menurut sebagian pendapat Asma' ini jika diamalkan oleh seorang pemimpin, baik pemimpin disebuah kantor maupun tokoh masyarakat, insya Allah akan mendapatkan kewibawaan yang dapat menunjang kedudukannya. Hendaklah membiasakan membaca "Ya Mu'izzu" setiap harinya dengan bilangan tertentu tapi tidak terbatas dan kontinue.
Apabila kemudian dengan kekuasaan yang Allah berikan membuat seseorang berakhlak buruk karena tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya, maka Allah akan menghinakannya. Sebagai contohnya seorang pimpinan yang mementingkan dirinya sendiri, bertindak sewenang-wenang dan tidak perduli dengan bawahannya. Maka akan dimasukkan kedalam hati setiap bawahannya rasa tidak suka dan memandang hina kepada pimpinan tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila seseorang dapat mengendalikan hawa nafsunya dan membuatnya berakhlak mulia, maka Allah akan memuliakannya.

Dengan kata lain apabila seseorang bisa mengendalikan hawa nafsunya, maka Allah akan memuliakanya. Begitupun sebaliknya apabila seseorang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya, sehingga hawa nafsunya yang selalu ia ikuti, maka Allah akan menghinakannya. Dan hal ini hanya berlaku bagi orang-orang yang diinginkan Allah untuk diselamatkan.

Apabila Allah ingin memuliakan seseorang Dia tidak memandang status sosial. Oleh karena itu carilah kemuliaan dimata Allah Subhanahu Wata'ala, pasti kita akan mulia dimata manusia. Janganlah mencari kemuliaan dimata manusia, karena kita akan hina dimata Allah juga dimata manusia. Asma’ Allah ini hanyalah instrumen untuk menyelamatkan akidah bagi hambanya yang diberi karunia kekuasaan, minimal kekuasaan didalam hatinya.

Pada dasarnya setiap manusia telah diilhamkan fasik dan taqwa kedalam hatinya. Oleh karena itu apabila seseorang memilih jalan ketaqwaan akan dimuliakan oleh Allah, begitupun sebaliknya apabila memilih jalan kefasikan akan dihinakan oleh Allah.

Masalah hawa nafsu harus benar-benar kita perhatikan, karena hawa nafsu inilah yang bisa menjerumuskan manusia. Apabila seseorang sudah menjadi fasik (selalu mengikuti hawa nafsu), maka syetan akan menggiringnya menjadi kafir, musyrik dan munafiq.

Apabila dalam hidup ini kita selalu memperturutkan hawa nafsu, seperti mengejar kekuasaan, ilmu dan harta sebanyak-banyaknya untuk kehidupan dunia (kepuasan nafsu), akan tetapi kita justru dimuliakan dan disanjung oleh orang banyak, maka seharusnya kita menjadi takut. Jangan-jangan kita termasuk orang-orang yang dibiarkan Allah dalam kesesatan. Karena hukum Allah apabila seseorang mengikuti hawa nafsu akan direndahkan, tetapi kenapa kita justru dimuliakan dan disanjung orang banyak ? Seharusnya kita bertanya pada diri sendiri kenapa hukum Allah tidak berlaku pada diri kita ?

Didalam hidup ini banyak sekali orang-orang berlomba-lomba mencari harta, ilmu dan kekuasaan. Dan tujuan mencari semua itu agar mereka diakui keberadaannya, ingin dikatakan kaya, mulia, besar dan lain sebagainya. Padahal itu semua adalah hak Allah Ta'ala, dan barang siapa yang merampas hak Allah Ta'ala akan dimasukkan kedalam neraka.

Oleh sebab itu agama Islam tidak membedakan antara orang kaya dan orang miskin, orang terhormat dan tidak terhormat. Karena yang membedakan kemuliaan seseorang disisi Allah Ta'ala adalah ketaqwaannya. Yang dinamakan taqwa adalah menjalankan segala perintah Allah Ta'ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan yang menghalangi manusia tidak mau menjalankan ketaqwaan adalah hawa nafsu.

0 komentar:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Asma'ul Husna Seo Elite by BLog BamZ | Blogger Templates